Kamis, Februari 7

Mengenal Lebih Jauh Zaman "Tiga Kerajaan"

selamat Malam Doskoyan... :)

"Seluruh kekuatan di dunia, bersatu untuk bercerai dan bercerai untuk bersatu kembali"
-samkok

setelah sebelumnya Doskoy pernah membahas mengenai 36 strategi perang ala Zun Tzu sekarang Doskoy akan mencoba mengupas tuntas mengenai "Samkok" atau kita kenal sebagai "Tiga Kerajaan"
siap-siap ya Doskoyan! Artikel ini bakal menjadi sangat panjang lho! jadi siapkanlah kopi, dan juga kue, hehe ^^
kita akan membahas:
FALSAFAH HIDUP DARI ZAMAN TIGA KERAJAAN (SAM KOK)
Pertempuran dalam 3 Kerajaan
10 jendral terhebat dalam Samkok 

FALSAFAH HIDUP DARI ZAMAN TIGA KERAJAAN (SAM KOK)
 
Roman Tiga Kerajaan atau lebih dikenal dengan nama Sam Kok adalah karya sastra besar dalam peradaban Tiongkok yang dikarang oleh Lu Guan Zhong pada abad ke-13. Karya sastra ini adalah roman sejarah yang menceritakan pergolakan sosial dan peperangan tiga kerajaan besar pada akhir dinasti Han (220 – 280 M). Tiga kerajaan tersebut adalah kerajaan Wei dengan pendirinya Cao Cao, kerajaan Shu dengan pendirinya Liu Bei, dan kerajaan Wu dengan pendirinya Sun Quan. Dalam karya sastra tersebut banyak terdapat falsafah hidup yang masih relevan untuk diterapkan dalam masyarakat modern sekarang ini. Falsafah pada karya sastra tersebut bersumber dari ajaran-ajaran dua orang filsuf ternama negeri China, yakni Lao Tse (Taoisme) dan Kong Hu Chu (Konfusius). Adapun beberapa falsafah hidup dalam karya sastra tersebut diekspresikan dalam bentuk susunan kata-kata bijak yang mengandung petuah-petuah abadi sepanjang zaman.
1341758841962776051
  • Jangan pernah melakukan tindak kejahatan karena hal itu sepele. Jangan pernah mengabaikan perbuatan baik hanya karena hal itu kecil. [Liu Bei, Raja Shu]

  • Seorang pemimpin yang bijak tidak khawatir apakah rakyat mengenalnya atau tidak, dia justru khawatir kalau dia tidak mengenal rakyatnya. [Zu Ge Liang (Kong Ming atau Kong Beng), Penasehat Liu Bei dan Perdana Menteri Kerajaan Shu]

  • Seorang jenderal mampu mengalahkan seribu musuh, namun dia tidak mampu mengalahkan dirinya sendiri. [Pepatah Kuno China, artinya: seorang pemimpin sering kali terjerumus oleh sifat dirinya sendiri yang diliputi ambisi akan harta, tahta, dan wanita]

  • Menang dan kalah adalah hal yang biasa dalam peperangan. [Pepatah Kuno China yang sering kali diucapkan oleh pemimpin seperti Liu Bei dan Cao Cao untuk menghibur para jenderal dan prajurit yang sedang mengalami kekalahan]

  • Seorang pemimpin juga harus mentaati hukum dan peraturan yang dibuatnya tanpa terkecuali. [Cao Cao, ketika akan menghukum dirinya sendiri karena telah melanggar aturan yang dibuatnya pada peristiwa yang disebut ‘potong rambut menggantikan penggal kepala’]

  • Jadilah seorang jenderal yang perkasa dan gagah berani, punya kepribadian yang luhur, jujur dan adil, selalu menjunjung tinggi kesetiakawanan, tidak pernah mengkhianati saudara atau kawan. [Sifat jenderal Guan Yu (Kwan Kong) yang dikagumi Cao Cao yang berusaha membujuknya bergabung dengan kerajaan Wei]

  • Orang yang pandai memakai orang mau merendah di depannya, ini yang dinamakan kebajikan tanpa bersaing. Ini adalah orang yang punya kemampuan memakai orang. Ini adalah standar tertinggi untuk mengukur keperkasaan orang. [Tao Te Ching – Lao Tse, pujian yang ditujukan kepada Liu Bei ketika menunjukkan kesabaran dan kerendahan hati ketika berusaha membujuk Zu Ge Liang untuk menjadi ahli stategi perangnya]

  • Jangan menilai kemampuan seseorang hanya dari penampilan dan usianya yang masih muda. [Pujian yang ditujukan pada Zu Ge Liang ketika berhasil memberikan siasat perang yang memberikan kemenangan atas Cao Cao, padahal Zu Ge Liang ‘tidak berpengalaman dalam perang’ bahkan Guan Yu dan Zhang Fei meragukan kemampuannya tetapi akhirnya mereka berdua bertekuk lutut memberi hormat kepadanya]

  • Jenderal yang tangguh tidak suka menunjukkan kekuatannya. Jenderal yang pandai perang tak mudah terpancing emosinya. [Nasehat yang ditujukan pada jenderal Zhang Fei dan jenderal Zhou Yu karena sifat buruk mereka]

  • Tidak ada bencana yang lebih besar daripada meremehkan musuh. [Nasehat yang ditujukan pada Cao Cao dan Zhou Yu karena sering meremehkan kemampuan Zu Ge Liang. Pada akhirnya sifat tersebut membuat Cao Cao kalah perang dan Zhou Yu kehilangan nyawanya]

  • Seorang laki-laki sejati semasa hidup di dunia harus sedini mungkin mengerjakan sesuatu yang besar. Jika tidak bertindak segera, maka menyesal pun sudah terlambat. [Kata-kata jenderal Zhang Song ketika membujuk Liu Bei menyerang Xi Chuan, peristiwa yang menjadi awal mula berdirinya kerajaan Shu]

  • Jika ingin mendapatkan sesuatu dari seseorang, maka biarkan dia sendiri yang mau memberikannya. [Siasat yang dipakai Liu Bei dan Zu Ge Liang untuk ‘memperdaya’ jenderal Zhang Song untuk memberikan informasi tentang kota Xi Chuan]

  • Ada yang sungguh-sungguh benar, ada yang sungguh-sungguh bohong. [Taktik perang Zu Ge Liang yang lebih dikenal dengan nama taktik ‘istana kosong’]

  • Orang yang hebat tidak hanya disegani ketika dia masih hidup tetapi juga setelah dia tiada. [Kehebatan Zu Ge Liang yang mampu membuat Si Ma Yi, jenderal perang Cao Cao, ketakutan tidak hanya saat Zu Ge Liang masih hidup bahkan juga setelah dia meninggal dunia]

  • Harta kekayaan tidak bisa bertahan sampai tiga turunan. [Pepatah Kuno China, dimana dinasti yang sudah susah payah didirikan, dihancurkan oleh anak-anak atau cucu-cucu para raja itu sendiri. Hal ini juga menimpa Liu Bei dimana kerajaan Shu yang dibangunnya dengan susah payah tetapi dengan mudah hancur di tangan anaknya sendiri Liu Chan atau A Dou]

  • Sejak zaman dahulu, siapa yang tidak pernah mati? [Pepatah kuno China, yang artinya: tiada yang abadi di dunia. Pada akhirnya tokoh-tokoh hebat dan heroik dalam Roman Tiga Kerajaan meninggal namun mereka akan terus dikenang karena kehebatannya dan kita dapat mengambil pelajaran berharga dari kehidupan mereka untuk kehidupan kita]

  • Kekuatan yang besar di dunia ini: yang bersatu lama-kelamaan pasti akan berpisah, yang berpisah lama-kelamaan pasti akan bersatu kembali. [Kalimat penutup Roman Tiga Kerajaan]
13417592502070912299 

 Pertempuran Dalam 3 Kerajaan

Kronologis pertempuran yang ada di Zaman 3 Kerajaan:

1. Pemberontakan Serban Kuning
Terjadi pada saat awal kekacauan Dinasti Han. Yaitu pada saat mulainya korupsi di tubuh pemerintahan. Semua ini didalangi oleh 10 menteri yang melakukan korupsi. Pada saat itu juga Zhang Jiao, seorang religius yang menemukan buku way of peace yang dipercaya dapat menyembuhkan semua penyakit. Karena buku itu dia dapat mengumpulkan beribu-ribu pengikut yang mengikuti ajarannya. Saat itu Zhang jiao bersama kedua adiknya yaitu Zhang Liang dan Zhang Bao memberontak terhadap pemerintahan kaisar Han. Oleh karena itu, Kasira Ling memerintahkan para menteri'a unutk mengumpulkan berberapa pasukan yang bersedia menumpas pembernotakan serban kuning. Pasuka itu terdiri dari beberapa orang terkenal, contohnya : Cao Cao, Sun Jian, dan Liu Bei yang menumpas pemberontakan. Pada akhirnya Zhang Jiao mati karena sakit, dan Zhang Liang dan Zhang Bao tewas terbunuh.

2.Pertempuran melawan Dong Zhuo
Setelah pemberontakan serban kuning ditumpas dan para 10 menteri dibunuh oleh Yuan Shao, Dong Zhou adalah panglima perang berkuda mengambil ahli tahkta kekuasaan di Luo Yang. Dia mengganti kaisar Shao dengan Liu Xian (kaisar Xian). Pada saat itu Wang Yun (menteri dalam negeri) mengadakan perjamuan malam atas ulang tahunnya. Tiba-tiba dia menangis di sana dan memberitahukan bahwa Dong Zhou telah mengambil ahli kekuasaan dengan kejamnya. Cao Cao langsung tertawa terbahak-bahak karena mendengar Wang Yun bisa membunuh Dong Zhou dengan hanya menangis. Cao Cao langsung mencoba untuk membunuh Dong Zhou dengan menipu Dong Zhou agar Lu Bu pergi mencari kuda baru untuknya. Sayang rencana itu gagal, Dong Zhou bangun duluan. Cao Cao terpaksa harus menyerahak pedang Wang Yun yang berharga tersebut. Setelah Lu Bu kembali Dong Zhou langsung sadar bahwa Cao Cao akan membunuhnya tadi dan memerintahkan seluruh daerah untuk menangkap Cao Cao. Pada saat itu Cao Cao tertangkap dan dibwa oleh hakim Chen Gong, tapi setelah berpikir terus akhirnya Cao Cao dibebaskan dan Chen Gong pun memutuskan untuk mengikuti Cao Cao. Tapi dalam perjalan ke rumah saudara angkat ayah Cao Cao, Liu Bashie. Cao Cao salah sangka dan membunuh pelayan dan saudara ayah angkatnya sendiri. Chen Gong yang terkejut karena kekejaman Cao Cao, Chen Gong langsung melarikan diri ke Lou Yang dan meninggalkan Cao Cao sendirian. Cao Cao tahu Chen Gong pergi dan ia kembali ke Chen Liu untuk membentuk pasukan barunya. Dia juga mengudang para gubernur dan termasuk diantaranya gubernur Bo Hai, Yuan Shao. Saat itu Yuan Shao terpilih sebagai ketua aliansi melawan Dong Zhou. Pada saat pertempuran pertama di gerbang Si Shui, Sun Jian berhasil memenangkan pertempuran tersebut dan Guan Yu membunuh Hua Xiong (Penajag gerbang Si Shui). Dan pasuka aliansi juga berjaya di gerbang Hu Lao yang dijaga ketat oleh Lu Bu. Dan itu memaksakan Dong Zhou untuk memindahkan ibukota ke Chang An dan membakar Lou Yang.

3. Pertempuran di Xia Pi
Setelah Lu Bu membunuh Dong Zhou di Chang An, Li jue dan Gou Si mengalahkan Lu Bu dan Lu Bu kabur ke Xia Pi. Disini banyak kejadian antara Lu Bu, Cao Cao, dan Liu Bei. Karena Cao Cao dapat mengadu domba antara Liu Bei dan Lu Bu atas saran Xun Yu, maka dia dapat merebut Pu Yang yang dikuasai oleh Lu Bu dulunya. Cao CAo akhirnya bersatu dengan Liu Bei untuk mengalahkan Lu Bu. Lu Bu, Zhang Liao, Gao Shun dan Chen Gong tertangkap. Zhang Liao dibebaskan dan Lu Bu, Gao Shun dan Cheng Gong dieksekusi mati oleh Cao Cao. Dengan pertepuran ini berakhirnya kisah orang yang terkuat di China yaitu Lu Bu.

4. Kematian Sun Jian dan Sun Ce
Sun Jian yang berbohong karena dirinya tidak mengambil stempel kerajaan tewas oleh Huang Zhu (anak buah Liu Biao). Digantikan oleh Sun Ce yang masih berusia 17 tahun. Tapi Sun Ce terpaksa mengabdi di Yuan Shu karena pasukanya terlalu sedikit. Sun Ce bersama adik angkatnya Zhou Yu menyerang Wang Lang, Yan Baihu secara bersamaan. Disana SUn Ce mendapat orang rekrutan yang bagus sperti Zhou Tai, Jiang Qin, dan Taishi Chi. Sun Ce diberikan gelar Penakluk Kecil (Little Conquerror) oleh anak buahnya. Saat dia ingin menyerang Xu Chang, Xu Gong mengirim surat ke Cao CAo. Tapi kurir tersebut ditangkap oleh Sun Ce dan dia juga membunuh Xu Gong. Tapi saat berburu hewan hutan, Sun Ce diserang oleh kasim Xu Gong dan tewas terkena panah racun di kepalanya. Zhou Yu sangat menyesal atas kematian Sun ce. Saat itu Sun Ce digantikan oleh Sun Quan pada saat usia di masih sangat muda.

5. Pertempuran di Guan Du
Setelah Lu Bu mati dan Cao Cao diangkat menjadi perdana menteri kaisar di China, Cao Cao langsung menjadi terkenal dan berencana membunuh Liu Bei. Tapi Liu Bei yang kabur terpisah dengan Zhang Fei dan Guan Yu. Liu Bei kabur ke Yuan Shao dan mendesak Yuan Shao agar berperang melawan Cao Cao karena Cao Cao adalah pengkhianat. Yuan Shao setuju dan berperang dengan Cao Cao di Guan Du. Ketika 2 jenderal Yuan Shao yaitu Yan Liang dan Wen Chou menyerang Cao Cao, mereka tewas seketika oleh Guan Yu yang ada di kubu Cao Cao. Yuan Shao menjadi sangat marah dan tahu bahwa yang membunuh 2 jenderalnya adalah adik angkat Liu Bei, Guan Yu. Tapi Liu Bei memberitahukan bahwa itu hanya siasat Cao Cao. Yuan Shao langsung sadar dan membiarkan Liu Bei pergi dan bertemu kemballi dengan kedua adik angkatnya kembali. Pertempuran berlangsung imbang, sampai Cao Cao membakar tempat suplai makanan Yuan Shao di Wu Chang. Yan SHao akhirnya mundur ke Bei Hai dan mati sakit disana. Cao Cao mengutus anaknya Cao Pi untuk memberantas keluarga Yuan di China. Dan ini menjadi akhir dari klan Yuan di China.

6. Pertempuran di Chi Bi
Setelah Yuan Shao kalah dan Cao Cao menguasai China utara. Cao Cao mengejar pasukan Liu Bei di Chang Ban. Tapi karena strategi Zhuge Liang dan aksi heroik Zhang Fei di jembatan Chang Ban, maka Liu Bei dapat lolos dari Cao Cao dan bertemu Sun Quan di Jiang Ling. Mereka bersatu melawan Cao Cao dan bertemu di Chi Bi (Tebing Merah). Dengan bantuan angin barat laut dan strategi Zhou Yu maka 100.000 kapal Cao Cao terbakar habis karena api yang cepat menyebar. Cao Cao akhirnya mundur ke Xu Chang dan Zhou Yu secara mendadak mati sakit dan digantikan oleh Lu Meng.

7. Tiga negara terbentuk
Kemenangan aliansi Sun-Liu membuahkan perpecahan di antara mereka. Mereka mulai memperebutkan Jingzhou yang ditinggalkan Cao Cao. Perebutan ini dimenangkan oleh Sun Quan, yang melakukan serangan militer ke selatan Jingzhou di bawah pimpinan Zhou Yu. Zhou Yu berencana melanjutkan ekspansi militer ke Prefektur Yi yang dikuasai Liu Zhang namun ia meninggal dalam perjalanan. Lu Su yang menggantikannya menghentikan rencana ini dan meminjamkan Jingzhou kepada Liu Bei untuk pangkalan militer sementara untuk menahan kemungkinan serangan Cao Cao. Saat ini, Liu Zhang mengundang Liu Bei untuk membantu Yi melawan kemungkinan ekspansi Cao Cao bila berhasil menduduki Hanzhong. Liu Bei berangkat menuju Yizhou meninggalkan Guan Yu menjaga Jing. Perseteruan Liu Bei dan Liu Zhang pecah pada tahun 212 , Liu Bei lalu menduduki Cheng Du dan memaksa Liu Zhang menyerahkan kekuasaan Yizhou kepadanya. Pada saat ini, 3 kerajaan terbentuk. Shu oleh Liu Bei, Wei oleh Cao Cao, dan Wu oleh Sun Quan.
8. Kematian Guan Yu
Setelah Pasukan Cao Cao kehilangan Han Zhong oleh pasukan Liu Bei, Cao Cao juga mendapat hasil seri melawan Sun Quan di He Fei (Zhang Liao adalah penentu kemenagan Wei) dan Ru Xu Kou (Gan Ning adalah penetu kemenangan Wu). Sima Yi, strategis Cao Cao mengusulkan agar berdamai dengan Wu dan menyerang Guan Yu di Jing. Usul itu diterima oleh Sun Quan dan merebut Jing dari Guan Yu yang pada saat itu Guan Yu mendapat perintah dari Liu Bei untuk menyerang Kastil Fan yang dijaga oleh Cao Ren. Sayang karena pengkhianatan dan kemerosotan moral pasukan Guan Yu, akhirnya Guan Yu tewas di Mai Cheng setelah ditangkap oleh Sun Quan dan dieksekusi mati disana. Namun setelah Guan Yu tewas, Lu Meng mendadak sakit keras dan meninggal dunia. Dia digantika oleh Lu Xun

9. Kematian Liu Bei dan Zhang Fei
Kematian Guan Yu mebuat Liu Bei dan Zhang Fei benar-benar marah besar. Liu Bei segera berperang dengan Sun Quan di Yi Ling. Padahal Zhuge Liang memberitahukan bahwa moral pasuka Shu sedang turun dan tidak baik untuk berperang sekarang. Tapi Liu Bei tidak mematuhinya dan pergi berperang melawan Sun Quan. Zhuge Liang datang terlambat ke Yi Ling pada saat pasukan Wu menggunakan api untuk membakar perkemahan Shu yang dibuat oleh Lu Xun. Pada saat itu juga Zhang Fei tewas di Yi Ling karena diserang pada saat dia tidur. Walaupun Liu Bei dapat kabur dari medan pertempuran, tapi Liu Bei tewas karena asap kebakaran di Yi Ling. Dia digantukan oleh Liu Chan yang masih terlalu kecil untuk memimpin Shu.

10. Kudeta Sima Yi dan runtuhnya kerajaan Shu
Setelah Cao Cao, Cao Pi dan Cao Rui mati karena sakit, Cao Fang mengantikan posisi Cao Rui sebaga kaisar Wei. Cao Fang membuat Sima Yi marah karena dicopot jabatannya oleh Cao Fang. Sima Yi lalu memberontak dan membunuh Cao Fang dan digantikan oleh Cao Shang. Sima Yi lalu meninggal karena sudah tua. Dia Digantikan oleh 2 anaknya yaitu, Sima Shi dan Sima Zhao. Mereka sama-sama mengudeta Kaisar Wei. Pada saat pemerintahan Sima Zhao, Wei dapat mengalahkan Shu dengan 2 jenderalnya yaitu Deng Ai dan Zhong Hui. Pada akhirnya Sima Yan memaksa Kaisar Wei terkahir Cao Huan untuk turun takhta. Sima Yan kemudian mengganti nama kerajaan Wei menjadi kerajaan Jin.

11. Tiga Kerajaan melebur menjadi satu.
Kerajaan Jin terus menyerang Wu (Kaisar : Sun Hao). Dan pada akhirnya Wu takluk. Pada akhirnya China yang dulunya terpecah menjadi 3 kerajaan menyatu menjadi satu kembali.
Kata pembukaan novel Kisah Tiga Negara; Seluruh kekuatan di dunia, bersatu untuk bercerai dan bercerai untuk bersatu kembali

10 Jendral Terhebat Dalam 3 Kerajaan

  1. LuBu
Photobucket
Lü Bu (Hanzi: 呂布; baca: Luî Pù) (153 – 198), nama lengkap Lü Fengxian, lahir di Wuyuan(sekarang Mongolia Dalam) adalah seorang jenderal terkenal dari penghujung zaman Dinasti Handan Tiga Negara.Lu Bu dengan ciri khas memakai penutup kepala dengan ekor, ia memiliki kuda bernama Red Hare (赤兔马; Chìtù mǎ) yang dikenal karena daya tahannya dalam pertempuran. Kuda ini berasal dari Fergana dan menurut legenda dapat berlari sejauh 1000 li (500 km) dalam satu hari.


2. Guan Yu (Shu)
Photobucket
Guan Yu (Hanzi: 關羽) (160 - 219) adalah seorang jenderal terkenal dari Zaman Tiga Negara. Guan Yu dikenal juga sebagai Kwan Kong, Guan Gong, atau Kwan Ie, dilahirkan di kabupaten Jie, wilayah Hedong (sekarang kota Yuncheng, provinsi Shanxi), ia bernama lengkap Guan Yunchang atau Kwan Yintiang.
Guan Yu merupakan jenderal utama Negara Shu Han, ia bersumpah setia mengangkat saudara dengan Liu Bei (kakak tertua) dan Zhang Fei (adik terkecil).


3. Zhang Fei (Shu)
Photobucket
Zhang Fei (Hanzi:張飛),bernama lengkap Zhang Yide (張益德 / 张翼德), saudara angkat termuda dari Liu Bei dan Guan Yu dan seorang panglima perang terkenal pada Zaman Tiga Negara. Dalam novel Kisah Tiga Negara karangan Luo Guan Zhong. Di kalangan Tionghoa Indonesia, ia dikenal juga dengan nama Tio Hoei.
 

4.  ZhaoYun (Shu)
Photobucket
Zhao Yun (Hanzi: 趙雲) (168 - 229) adalah seorang jenderal terkenal dari Zaman Tiga Negara. Ia terakhir mengabdi pada negara Shu Han. Ia lahir di Zhending (sekarang kabupaten Zhengding, provinsi Hebei). Zhao Yun bernama lengkap Zhao Zilong.
Pertama mengabdi kepada Gongsun Zan, ia kemudian tidak menyerah kepadaYuan Shao yang menaklukkan Gongsun Zan. Setelah itu, ia bertemu Liu Bei dan memutuskan untuk mengabdi kepadanya. Setelah Liu Bei wafat ia menjaga Liu Chan Sampai akhir hayat.


5. Ma Chao (Shu)
Photobucket
Ma Chao (Hanzi:馬超),bernama lengkap Ma Mengqi (馬孟起), putra tertua dari Ma Teng, seorang jendral pada Zaman Tiga Negara. Dalam novel Kisah Tiga Negarakarangan Luo Guan Zhong, Ma Chao juga dikenal sebagai anggota dari Lima Panglima Harimau dari negeri Shu Han.


6. Xiahou Dun (Wei)
Photobucket
Xiahou Dun (Hanzi: 夏侯惇) (? - 220) adalah jendral perang negara Wei. Ia masih berkerabat dengan Cao Cao karena ayahnya diadopsi oleh keluarga Cao.
Ia terkenal dengan panggilan Si Buta Xiahou karena sebelah matanya buta setelah terluka dalam satu pertempuran di tahun 198, ketika ia sedang melawan Lu Bu mata kirinya tertancap panah, kemudian ia memakan matanya sendiri.




7.  Taishi Chi (Wu)
Photobucket
Photobucket
Taishi Ci (166 - 206 M) adalah perwira militer negara Dong Wu pada Zaman Tiga Negara di Tiongkok dulu. Pada awalnya Taishi Ci bekerja dibawah Liu Yao tetapi kemudian melanggar kesetiaannya setelah Liu Yao menolak untuk memperhatikan nasihat strategi yang diajukan oleh Taishi Ci, kemudian dia melarikan diri ke daerah tetangga. Taishi Ci melarikan diri ke daerah Dangyang, suatu posisi daerah militer yang strategis dan penting sejak zaman Sun Tzu, disana dia mengangkat dirinya sebagai gubenur. Pada suatu perang, pasukan sisa Taishi Ci dengan cepat dapat dikepung oleh pasukan Sun Ce tanpa tandingan, yang kemudian Taishi Ci tertangkap. Taishi Ci memohon untuk dibunuh bersama dengan pasukan dan orang-orangnya, tetapi Sun Ce tidak bersedia dan membujuk dia untuk bergabung. setelah bujukan yang lama dan dijanjikan diberi pangkat dan posisi tinggi di negara Wu, akhirnya Taishi Ci bergabung. Taishi Ci setia sampai akhir hayatnya kepada negara Wu.


8. Zhang Liao (Wei)
Photobucket
Zhang Liao adalah salah satu tokoh Tiongkok pada Zaman Tiga Negara. Pada awalnya Zhang Liao mengabdi pada Lu Bu. Setelah Kematian Lu Bu, Dia mengabdi pada Cao Cao. Dalam pertempuran di He Fei, Dia berhasil memukul mundur 100.000 pasukan Wu hanya dengan 800 prajurit. Dia ditakuti di berbagai tempat dan nama Zhang Liao disebutkan dapat langsung mendiamkan bayi yang sedang menangis.
Dia merupakan pemimpin dari semua jenderal Wei. Ketika Cao-Cao sedang menyerang Han zhong , ia ditugaskan untuk menjaga kota Wan untuk mencegah penyerangan Wu yang bertujuan untuk menyerang He Fei yang merupakan tempat perbekalan bagi Cao Cao yang sedang menyerang Liu Bei didaerah Han zhong. Zhang Liao juga termasuk salah satu jenderal yang paling setia seperti Xiahou Dun dan Xu Chu. Dalam pertempuran melawan Wu dia berhasil mengakibatkan terbunuhnya salah satu jenderal andalan Wu yaitu Taishi Chi. Dalam pertempuran melawan Wu juga akhirnya Zhang Liao gugur dalam peperangan karena terkena panah beracun.



9.  Huang Zhong (Shu)
Photobucket
Huang Zhong (Hanzi:黃忠),bernama lengkap Huang Hansheng (黃漢升), seorang jendral dari Zaman Tiga Negara. Huang Zhong adalah salah satu dari Lima Jenderal Macan Shu Han


10. Gan Ning (Wu)
Photobucket
Gan Ning (?-222) adalah seorang jenderal Wu pada Zaman Tiga Negara. Gan Ning sebelumnya adalah seorang perompak. Ia menaruh berberapa bel di bajunya, sehingga musuh tahu kalau dia datang. Setelah menjadi perompak, ia direkrut menjadi bawahan Huang Zu dan Liu Biao. Saat Sun Quan menyerang Huang Zu, Gan Ning berhasil membunuh Ling Cao, salah satu jenderal bawahan Sun Quan sekaligus ayah dari Ling Tong. Hal ini yang membuat Ling Tong sempat dendam dan antipati terhadapnya. Setelah Huang Zu dikalahkan Yuan Shao, Gan Ning menjadi bawahan Yuan Shao. Zhou Yu dan Lu Meng sangat menyambutnya ke Wu. Jasanya juga dipakai dalam Pertempuran Chibi. Namun dia dibunuh oleh Sha Moke pada saat pertempuran Wu melawan Shu di pertempuran Yiling.
 

nah bagaimana Doskoyan? capek? nantikan ya Artikel Doskoy tentang tiga kerajaan selanjutnya 
"Mengupas Tuntas Samkok" 

Tidak ada komentar: