SEBELUMNYA DI SHERLOCK HOLMES “A STUDY IN
SCARLET”
=Selama beberapa waktu aku tinggal di sebuah hotel di Strand, menjalani kehidupan yang tidak nyaman dan tidak
berarti, menghabiskan uang lebih boros dari yang seharusnya. Kondisi keuanganku
jadi morat-marit, sehingga kemudian aku menyadari bahwa aku hanya punya dua
pilihan: meniggalkan ibukota dan berkarat disuatu tempat di pedalaman, atau
mengubah cara hidupku secara total.=
=Tepat pada hari aku mengambil keputusan itulah aku
bertemu dengan Stamford,
mantri yang bertugas memerban luka di bawah pengawasanku di rumah sakit Barts.=
=“malang sekali!”
komentar Stamford
setelah mendengar musibah yang menimpaku.
“sekarang apa rencanamu?”
“mencari
tempat tinggal,” jawabku, “mencoba memecahkan masalah, apakah mungkin
mendapatkan kamar dengan harga yang murah dan nyaman”=
=“siapa orang pertama?” tanyaku
“rekan
kerjaku di laboraturium kimia di rumah sakit. Tadi pagi dia mengeluh karena dia
tidak dapat menemukan orang yang dapat berbagi dengannya. Dia menemukan apartemen
yang nyaman, tapi biaya sewanya terlalu tinggi untuk ditanggung sendiri”=
Sherlock Holmes “A Study In Scarlet”
Bab 1
“Mr.Sherlock Holmes”
Seri 3
Stamford memandangku dengan ekspresi agak aneh dari balik
gelas anggurnya. “Kau belum mengenal Sherlock Holmes,” katanya “mungkin kau
tidak ingin ditemani dirinya setiap saat.”
“kenapa, ada apa denganya?”
“oh, aku tidak mengatakan kalau ada apa-apa denganya.
Orangnya cukup baik, hanya saja dia memiliki gagasan yang aneh-aneh. Dia
menaruh perhatian besar terhadap beberapa cabang sains”
“Mahasiswa kedokteran, mungkin?” kataku.
“tidak---aku tidak tahu apa tujuan belajarnya. Dia
mendalami anatomi dan sangat ahli di bidang kimia, tapi sepanjang
sepengetahuanku, dia tidak pernah mengikuti kegiatan medis secara sistimatik.
Cara belajarnya aneh dan tidak berketentuan, namun dia berhasil mengumpulkan
banyak pengetahuan yang membuat banyak professor terpana”
“apa kau tak pernah bertanya, untuk apa dia mempelajari
semua itu?” tanyaku
“tidak, sebab dia orang yang agak tertutup, meskipun dia
juga bisa bicara panjang lebar kalau dia mau”
“aku ingin bertemu denganya,” kataku “kalau aku harus
berbagi tempat tinggal dengan seseorang, aku lebih suka memilih orang yang
senang belajar dan memiliki kebiasaan-kebiasaan yang tenang. Aku belum cukup
kuat untuk menghadapi keributan atau suara-suara keras. Selama di Afganisthan
kedua hal itu sudah banyak menderaku, sehingga aku tak mau menjumpainya lagi
sepanjang sisa hidupku. Bagaimana aku bisa bertemu dengan temanmu ini?”
“dia jelas ada di laboraturium,” sahut Stamford.
“orang itu memang aneh.
Adakalanya dia tidak muncul di laboraturium selama berminggu-minggu, tapi
disaat yang lain dia bisa mendekam disana dari pagi sampai malam. Kalau kau
suka kita bisa kesana bersama-sama setelah makan siang”
“ya, terima kasih,” jawabku, dan percakapanpun beralih ke
hal-hal lain.
Saat menuju rumah sakit setelah meninggalkan Holborn, Stamford kembali menyinggung
masalah Sherlock Holmes.
“jangan salahkan aku jika kau tidak cocok dengan Sherlock
Holmes,” Stamford
memperingatkan. “aku sendiri tak begitu dekat dengannya, jadi kelak jangan
menuntut pertanggung jawabanku.” Bersambung…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar